Kekonyolan itu bisa menimpa siapa pun tanpa pandang bulu. Termasuk (kawan-kawan) saya. Menyenangkan sekali rasanya bisa berbagi cerita konyol dengan mereka semua. Meski pada akhirnya, kita sama-sama menertawakan diri sendiri. Tapi saya percaya, tawa kecil itu tadi sungguh sangat berharga untuk menjalin kerekatan satu sama lain.
*case 1
Di sela-sela praktikum, partner saya tampak sibuk mencoret-coret kertas HVS kosong. Setelah saya dekati, ia bertanya satu hal pada saya. “Bagus mana pik, yang ini atau yang ini?” tanyanya sembari menunjukkan kedua tanda tangan yang berbeda. Saya hanya bisa menahan tawa. Sebentar lagi ia akan memimpin sebuah organisasi dan tentunya akan banyak permintaan tanda tangan. Tak ingin menertawakannya lebih jauh, saya pun menunjuk satu di antara dua pilihan. Dalam hati, saya masih tertawa geli.
*case 2
Sembari menunggu rapat PRC, saya, nadiar, hadian, argatha, dan derry duduk santai di Taman Tekkim. Ada cerita dari Argatha dan Derry yang membuat saya terpingkal-pingkal sampai perut hampir kram. Ceritanya, mereka berdua turut serta dalam sebuah kepanitian di tingkat institut sebagai OC. Sebelum pelaksanaan, panitia inti mengadakan rapat koordinasi OC. Ditetapkanlah waktu dan tempat pelaksanaan rapat.
Dua orang yang memang sehati itu tadi menuju M-WEB untuk mengikutin rapat. Melihat ada segumulan orang tampak sibuk dengan suatu bahasan, tanpa pikir panjang mereka bergabung di dalamnya. Di awal mereka mengaku sudah merasa aneh.
Pertama, ada angkatan atas dari jurusan mereka dalam rapat itu.
Kedua, bahasan rapat sejak awal sudah terkait IC dan mahasiswa baru
Satu jam, dua jam, rapat berlalu dan hampir berakhir. Keduanya merasa belum mendapat pencerahan apapun tentang tugas OC perkap. Hingga tiba di penghujung rapat, absensi dari panitia menjelaskan segalanya.
“Siapa yang belum dipanggil?”
Keduanya mengacungkan tangan
“Dari Suku mana?”
Celingukan bingung
“OC Perkap Mas,”
“Rapat OC di Teater C, ini rapat IC,”
Antara bingung dan bercampur rasa malu. Argatha segera ngacir meninggalkan Derry. Sementara Derry terjebak mencari sandal di antara kerumunan para IC. Setelah sekian lama mencari akhirnya ketemu juga. Ternyata diduduki seorang mas-mas yang tengah sibuk bermain HP.
Derry: “xy%^&**((@##!$%^&!*!!”
*case 3
Masih lanjutan tentang kisah dua sejoli di atas. Namun kali ini sudah tiba di hari H pelaksanaan kegiatan. Seperti yang saya ceritakan di atas, keduanya terpilih sebagai OC perkap. Tugas mulia yang harus mereka tunaikan hari itu adalah mengangkat galon aqua (berisi penuh) dari UPMB menuju ke M-WEB (atau mana ya? Saya agak lupa). Ketentuannya: satu orang mengangkat satu galon.
Koor Sie Konsumsi: ”Ini makanannya diangkut sama mobil saja. Aquanya biar dibawa anak perkap.”
Kesan Argatha setelah berhasil mengangkut galon dengan selamat:
Argatha: “Whaaaaatttt??? Gak kebalik? Yang ringan diangkut sama mobil sementara yang berat harus kita yang ngangkut? Benar-benar kepanitiaan terkonyol yang pernah saya ikuti. Kapok ikut kepanitiaan kayak gini lagi.”
Semua tertawa. Menertawakan kekonyolan diri sendiri.