"Oke. besok ketemu jam satu siang ya."
Nyatanya siang itu, saya menemuinya sekitar pukul 11 kurang. Tak apalah, toh manusia selalu fleksibel. Selama tidak ada yang dikorbankan, fleksibilitas sah sah saja dilakukan. Demikian pula dengan prinsip teman yang barusan saya temui ini. "Fleksibel saja!" ujarnya enteng.
Saya sengaja mengajaknya bertemu untuk sekedar sharing. Hanya saja kali ini lain, bukan untuk urusan kuliah karena perkuliahan baru saja dimulai. Jujur, saya menaruh kagum padanya. Ia dengan seabrek kesibukan mampu mengatur waktunya dengan baik. Sementara saya? (hmmmm....)
Maklum, belakangan saya merasa perlu menata ulang gaya hidup yang 'asal-asalan'. Daripada tersesat (hehe), bertanya kepada orang yang sudah berhasil adalah salah satu cara yang harus ditempuh.
Beberapa poin yang saya tangkap hasil percakapan kilat dengannya antara lain:
#Harus tidur maksimal pukul 22.30
#Bangun lebih awal 03.00 : mandi, sholat tahajud, mengaji, atau mengerjakan tugas sembari menanti waktu shubuh
#lepas sholat shubuh: olahraga, persiapan ke kampus (say no to 'molor' habis shubuhan)
#ngampus: maksimalkan waktu kuliah 100%
#resep khusus saat kuliah: duduk di deretan bangku depan.
alasannya: transfer ilmu cepat, dihafal dosen, sungkan kalau mau ngantuk (#eeeaaaa)
*waktu untuk ngerjakan tugas kapan?
karena semester ini tidak ada kuliah malam, tugas dikerjakan malam hari sebelum waktu tidur.
*praktikum?
kerjakan bareng-bareng dengan partner praktikum. waktunya? fleksibel.
*quiz?
rajin latihan soal.
*ibadah?
sholat wajib, sunnah, dan amalan-amalan lainnya dijaga.
Is it simple? Tentu saja tidak. Meski tidak, bukan berarti tidak mungkin kan? :))