“Saya sangat mencintai almamater, saya bangga pada ITS,” dua orang yang penah saya wawancarai berujar demikian. Mereka adalah Prof Djoko Sungkono (Teknik Mesin 1967) dan Sri Sutantinah (Teknik Sipil 1978). Lagi-lagi karena keperluan jurnalistik, saya berkesempatan bertemu beliau-beliau.
Bu Sri Sutantinah atau akrab disapa Bu Tantin, saya temui saat meliput beliau untuk profil alumni inspiratif. Saat ini beliau tengah menjabat sebagai Kepala DPU Kalimantan Timur. Ucapannya di atas membuat saya kagum. Bagaimana tidak, ia yang sudah lulusan sekian puluh tahun silam ternyata masih menaruh hati pada almamaternya.
Hal ini tentu kontras dengan mahasiswa ITS saat ini. “Saya itu lho, bangga sekali sama ITS,” ujarnya dengan logat Jawa. “Tapi saya heran, anak-anak yang kuliah di ITS kok sepertinya biasa-biasa saja, tidak memiliki kebanggaan tersendiri begitu?” lanjutnya.
Prof Djoko Sungkono, saya temui saat proses pembuatan buku sejarah ITS. Beliau adalah Guru Besar ketiga yang dipunyai kampus perjuangan. Kebetulan, saya berkesempatan mewawancarai beliau untuk menggali informasi seputar ITS di masa lalu. “Saya sangat mencintai ITS, mungkin karena almamater ya,” ujarnya sambil tersenyum.
Dari kedua orang tersebut, saya menangkap satu kesimpulan. ITS punya tempat tersendiri di hati mereka.
No comments:
Post a Comment