coretan hasil penjelasan dari mas yang maaf saya lupa namanya.. hehe |
Alhamdulillah, saya menutup hari pertama KP dengan satu kata: capek! Kata yang menurut saya, cukup mewakili segi positif dalam mengenal lapangan sebenarnya. Memang sih, saya baru dalam tahap orientasi alias pengenalan unit-unit PT.Pertamina RU III Plaju tempat saya magang. Tapi seharian berada di Unit Crude Distiller & Gas Plant (CD & GP), sudah memberikan saya sedikit gambaran seperti apa industri teknik kimia pemerintah di bidang perminyakan ini.
Pagi hari, saya sudah siap memasuki kilang dengan mengenakan helm kuning, baju coverall, dan sepatu boot. Khusus benda yang disebutkan terakhir, nampaknya kurang bersahabat bagi kaki saya. Apalagi kalau bukan karena berat! Ya iyalah, gimana nggak berat, boot standar safety memang dilengkapi besi di bagian ujung atasnya. Tapi tak apalah, keselamatan sudah tentu berbanding terbalik dengan kenyamanan. Itu aturan mainnya, jadi sudah maklum.
Pertama, saya dan azizah menemui Pak Purnomo, Section Head CD & GP untuk mendapatkan arahan dari beliau. Lepas itu, eksekusi untuk menggiring kami ke plant dilaksanakan supervisor.
CD & GP memiliki empat unit CD dan 1 unit GP. Bagi yang belum tahu, unit CD adalah unit pengolahan minyak. Ibarat restoran, CD adalah dapurnya. Ibarat ITS Online, CD adalah dapurnya (Hehe). Unit CD mengolah minyak mentah yang berasal dari Prabumulih dan Jambi menggunakan kolom distilasi. Jenis distilasi yang digunakan sudah tentu distilasi fraksinasi, yakni metode pemisahan minyak berdasarkan fraksi-fraksinya.
CD V adalah unit pertama yang kami tuju. Bersama Pak Zuhdi, kami langsung menuju control room. Total ada lima orang yang memberikan penjelasan. Dua orang sudah cukup senior, duo orang pekerja, dan satu OJT. Kira-kira selama dua jam lebih menggunakan metode wawancara (Hehe), kami lumayan mendapat pencerahan baik itu tentang proses sampai urusan controlling. Unit ini memang sedikit berbeda dari tiga unit lainnya karena mengontrol unitnya sendiri meski masih memiliki kekurangan, sistem controllingnya semi manual. Sementara unit II, III, dan IV sistem kontrolnya terpusat di Centum. Dua jam berlalu dengan obrolan serius sampai ngakak geje bersama. "Kalau kerjaan berat dibawa berat jadinya tambah berat," ujar Pak Sahili.
Sudah kenyang dengan unit V, kami kembali ke kantor CD & GP. Di sela-sela istirahat sejenak, kami bertemu dengan Pak Adam, senior supervisor CD & GP. Di laur dugaan, beliau mengajak kami mengunjungi unit CD IV yang sedang Turn Around (TA) alias dibongkar total. Woooooow! Kesempatan langka bisa jalan-jalan di plan yang sedang TA.
TA idealnya dilakukan selama empat tahun sekali. Biasanya meliputi penggantian, modifikasi, pembersihan, dan perbaikan. TA di unit IV ini menelan biaya 135 M. Lumrahnya tidak sampai sebanyak itu. Namun karena tube pada furnace harus diganti total maka wajar biayanya jadi membengkak. Tujuan penggantian ini tak lain agar aliran konveksi selama pemanasan minyak menjadi lebih smooth. Berbeda dengan plug header yang rentan bocor. Hingga sekarang berarti hanya tinggal unit V yang masih menggunakan plug header di kilang ini.
Selain perbaikan furnace, kami juga bisa mengetahui bagaimana bentuk bubble cap tray yang akan dipasang. Jarang-jarang kan, kolom setinggi 30 meter dengan 30an tray dibuka kalau bukan karena ada TA. Kami juga dikenalkan pada Heat Exchanger (HE) 4-4, box cooler, cooler accumulator, dan banyak peralatan industri lainnya. Berasa jadi maganger yang paling beruntung deh kami berdua. Tapi tetep, kesannya satu: panas banget di kilang.
Seharian kami berkeliling di kilang, tak satu pun menemukan cewek yang bekerja di operasi. "Di operasi memang tidak ada yang cewek. Kalau ada, wah rame nanti.. hahahaha," ujar Pak Adam. Saya hanya bisa menimpalinya dengan tawa pula. Logis saja jika tidak menempatkan wanita untuk urusan operasi seperti ini meski bukan berarti wanita tidak bisa. Tapi saya akui memang berat kerjaannya, butuh konsentrasi dan logika berpikir cepat tepat. Belum lagi risiko bahaya besar di kilang. Meski sekali lagi itu bukan sepenuhnya menjadi alasan. (Hehe) Karena jujur saja, saya masih bermimpi bisa bekerja di kilang.
Ngomong-ngomong soal keberadaan wanita di kilang, saya sampe lupa sudah berapa kali ya terdengar panggilan geje dari pekerja-pekerja di sini? Setiap ketemu mereka menyapa kami, ada yang salam-salam segala sama Pak Adam. Hadeeeeeh, macem-macem ya isi dunia.. Hahahahaha
*sekali lagi, saya menimpalinya dengan tawa
Huaaaa..... beruntung banget kp pas TA.. #envy
ReplyDeleteyah, namanya juga nasib. untung2an mas.. hehehe
DeleteSiapa yg dapat salam Lut?..hahahahaha
ReplyDeletesiapa ya yang dapet salam? besok tak tanyain dulu jah. kali aja buat kamu.. hahahaha
Delete