Pages

Wednesday, March 21, 2012

Benar-benar Maaf


Ya, saya akui, kadang kala saya memang kurang adil. Maafkan saya untuk hal yang agak keras ini. Sudah saya coba bangunkan dirimu di awal-awal, nyatanya engkau enggan bangkit. Ketika semangat saya berkobar untuk perubahan yang lebih baik, dirimu menghilang entah kemana. Saya hendak mencari panutan kemana? Meski sadar saya bukan lagi anak kecil yang ingin disuapi, tapi berilah saya arahan, tuntunan, saya juga perlu sosok pemimpin yang punya wibawa, yang disegani. Maaf kalau selama ini saya salah mengartikan hubungan pertemanan. Maaf, benar-benar maaf ketika kesempurnaan itu jauh dari yang seharusnya.

2 comments: