Pages

Thursday, November 10, 2011

Prajurit yang Bodoh


Sobron Aidit menyindir betul-betul kelakuan menyimpang birokrasi negeri ini dalam bukunya yang berjudul Prajurit yang Bodoh. Saya bisa katakan, setiap pemaparannya 'Indonesia banget'. Maksudnya, benar-benar mencerminkan kebobrokan sistem dan moral pelaku politik negeri ini.

Buku yang tak lain berisi kumpulan cerpen tersebut dikemas dalam bahasa yang ringan. Bahasan inti di dalamnya tak jauh-jauh, masih seputar KKN. Uniknya, Sobron tak hanya mengulas segi 'politik' nya saja melainkan lebih ke arah humanis. Kolusi ditampilkannya pada cerpen berjudul 'Anak Penguasa dan Pengusaha'. Digambarkannya sosok Joni, anak seorang jenderal. Bapaknya selain berpangkat jenderal juga seorang pedagang yang punya perusahaan ekspor impor. Sementara sang ibu, punya kap salon.

Layaknya anak para pengusaha dan orang berpangkat kebanyakan, Joni jadi tak terurus. Di sekolahnya sendiri, Joni bahkan dikenal nakal, suka berkelahi, dan bodohnya minta ampun. Ketika ujian akhir SD, SMP, bahkan hingga SMA, Joni sama sekali tidak bisa menjawab pertanyaan yang mudah dan sepele sekalipun. Meski begitu, ia sukses saja bisa lulus dan bahkan bisa melanjutkan sekolah ke jenjang berikutnya.

Saat pelajaran ekonomi, sang guru menerangkan mengenai hantu Malthus. Malthus dikenal sebagai ahli ekonomi yang reaksioner. Dia menyatakan bahwa peperangan, wabah penyakit, banjir, dan gempa bumi memiliki sisi baik bagi manusia. Sebab kalau tidak, pertambahan penduduk akan berkali-kali lipat naiknya dibanding kenaikan produksi bahan makanan. Karena itu, menurutnya kalau banyak manusia mati karena kelaparan itu lebih baik daripada terlalu banyak penduduk yang memadatai bumi ini. Untuk mengatasi hantu Malthus dapat dilakukan dengan tiga si: transmigrasi, irigasi, dan edukasi.

Saat ujian berlangsung, Joni mendapati pertanyaan: bagaimana cara menghindari hantu Malthus di Indonesia? Karena tak bisa menjawab apa-apa, Joni menulis: Untuk menghindari hantu Malthus di Indonesia, setiap malam Jumat kita harus bakar menyan agar hantunya tidak berkeliaran di Indonesia. Melihat jawaban Joni tersebut penjaga ujian hanya menggeleng-gelengkan kepala lalu dengan keras mencoretnya dengan tanda silang besar saking marahnya.

Dua bulan kemudian, si Joni, anak penguasa dan pengusaha itu tiba-tiba sudah duduk di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Alamaaaaak!!!

Menarik bukan? Itu baru satu cerita, belum beberapa judul cerpennya dalam buku ini. Membaca pemaparan fakta-fakta kecil dalam buku ini akan membuat kita geli sendiri:)

2 comments:

  1. wah wah... hebat sekali si Joni...!!
    jdi mau tau cerita lainnya... hehehe...
    terimakasih infonya bu...

    ReplyDelete
  2. masama
    terima kasih sudah mampir:D

    ReplyDelete