Pages
Saturday, October 1, 2011
Great Teamwork @ Arka Teater
Setelah tak sengaja membuka album SMA, saya mendapati beberapa foto grup teater sekolah, Arka. Tim kami hanya terdiri dari dua puluh orang. Dengan komposisi lima anak perempuan dan 15 sisanya anak laki-laki. Meski demikian, kami semua mampu bekerja secara kompak. Beberapa diantara kami bekerja menurut keahlian masing-masing.
Huda misalnya, adalah music director kami. Sedangkan Riri Reza alias Bensol adalah penata setting panggung yang handal. Baik Huda maupun Bensol adalah orang-orang dengan daya imajinasi seni tinggi. Guru teater kami, Bu Endang Asih bahkan mengijinkan mereka merokok selama mereka mengerjakan tugasnya. “Tapi TIDAK ketika kalian berada di sekolah,” ujar beliau. Hal ini lantaran orang seni tidak bisa berpikir kreatif tanpa menghirup candu buatan PT Gudang Garam maupun Dji Sam Soe tersebut. Saya sendiri tidak mau ambil pusing soal satu ini.
Kami pernah mengikuti lomba sebanyak dua kali di Malang. Lomba yang pertama di Universitas Negeri Malang dalam rangka Bulan Bahasa. Sedangkan lomba kedua diadakan Pemerintah Kota Malang dalam rangka Hari Pendidikan. Pementasan lomba yang kedua agak lain, karena kami tampil di Sekolah Luar Biasa daerah Lawang. Mengesankan bisa menghibur adik-adik yang kurang beruntung.
Hal yang paing menguras tenaga dari setiap pementasan adalah tahap persiapan. Naskah, panggung, kostum, latihan, latihan, dan latihan. Semuanya melelahkan. Dan terkait dana, entah sudah berapa kali kami runtang-runtung mencari dana. Sedangkan latihan, tak tehitung pula kami harus ekstra keras mengulang-ulang adegan. Pulang larut malam karena latihan adalah biasa. Melelahkan tapi semua terasa menyenangkan. Semua crew memegang tanggung jawabnya masing-masing. Kami semua memiliki deadline untuk tanggung jawab tersebut. Sekali lagi berat, tapi syukurlah kami selalu bisa mengatasinya.
Kini, saya memang tak lagi aktif di teater. Berbeda dengan teman setim saya dulu, Reanes, yang sekarang bahkan menjadi Ketua Umum Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Teater di Universitas Semarang. Terakhir kali saya bertemu dengannya di Semarang, dia bercerita banyak. Hidupnya bisa jadi sudah di teater meski ia sendiri sebenarnya adalah mahasiswa Jurusan Manajemen. Reanes mengaku, porsi waktunya justru lebih banyak dihabiskan untuk kegiatan ekstra satu itu. Dasar passion! Dia sepertinya tidak pandang bulu hendak memilih siapa.
Dan tiba-tiba saya merindukan masa-masa menjadi seorang teater addict!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
aku merindukanmu dan juga merindukan teman-teman lainnya. rasanya semua sudah berubah, berjalan sesuai dengan rotasi kehidupan masing-masing.
ReplyDeletesuatu saat kita pasti akan berkumpul lagi, atau mungkin tak sengaja saling bertemu dengan satu sama lain di tempat yang tak terduga.
hei pik, i misssss youuuu ^^
hehe..
I miss you tooo sista:D
Delete*kapan ngrumpi lagi nih?:))