Pages

Sunday, January 29, 2012

Lab TK I, Unforgotable Moment

Praktikum? tanpa ada asisten. Variabel percobaan? Silahkan tentukan sendiri. Langkah kerja? Ikuti modul. Kalau kurang jelas? Silahkan cari sendiri.

"Be creative!" Itulah pesan yang disampaikan Kepala Laboratorium Teknik Kimia, Pak Minta Yuwana di awal briefing. Beliau sangat menekankan kata kreatif pada seluruh mahasiswanya. Kami yang sudah hampir tiga tahun berada di Tekkim, merasa shock. Bagaimana tidak, selama ini kami terbiasa bersama asisten untuk urusan praktikum. Tes awal sebagai modal menuju lab mendadak ditiadakan. Alih-alih berpikir positif, belum apa-apa, kami sudah seperti anak ayam kehiangan induknya. Kehilangan pegangan, kehilangan rasa percaya diri, dan men-judge negatif sembilan minggu ke depan.

"Asisten itu menyesatkan. Jadi tidak perlu asisten," ujar beliau. Dalam hati, kami sedikit berontak, "Tak apalah menyesatkan sedikit daripada tidak ada sama sekali," tentunya itu hanya suara hati, Pak Minta tidak mungkin mendengar..hehe

Sekali lagi pikiran setan menghantui. Bagaimana bisa kami menjalani praktikum yang mengerikan ini tanpa asisten? Tahun lalu saja, sekitar 20an kakak angkatan 2008 yang didampingi asisten, masih harus mengulang praktikum ini. Otomatis, kelulusan mereka harus tertunda selama satu semester. Lantas, bagaimana dengan angkatan kami? Haruskah tragedi serupa terulang kembali? (jujur, saya merasa agak lebay saat menggunakan kata tragedi!)

Selain itu, selama praktikum kami wajib mengenakan sepatu boot dan helm untuk keperluan safety. "Alamaak, neko-neko ae!" batin kami. Terdengar aneh dan lucu pada awalnya. Selama praktikum, paling pol kami hanya menggunakan sarung tangan, masker, dan sepatu cat.

Namun apa hendak dikata. Fatwa sudah diputuskan. Tak ada tawar-menawar. Tok tok tok. Putusan sah!

#Minggu pertama praktikum

Kelompok sudah dibagi. Satu kelompok terdiri dari dua orang. Hari praktikum juga sudah ditentukan. Yak, saya mendapat jackpot: praktikum Hari Senin. Artinya, praktikum perdana Lab TK I dimulai. Seluruh praktikan Senin jadi tumbalnya. Bagaimana tidak menjadi tumbal, tak sedikit pun kami mengerti bagaimana cara kerja alat yang akan digunakan, kami juga belum mempersiapkan variabel percobaan, serta tidak ada praktikan lain yang bisa ditanyai. Sial! Lengkap sudah ketololan kami selaku praktikan perdana.

Saya dan Irul (partner praktikum), hanya mengira-ngira bagaimana menyalakan alat fluidisasi 1 yang tak lain hanyalah pompa. Sementara terkait prosedur percobaan, bermodalkan modul yang sulit ditelaah (karena memang tidak detail) kami berdua hanya bermain estimasi dan asumsi sendiri. Singkat kata, sepemahaman kami saja sudah! Lagi-lagi tolol!

Di sela-sela praktikum, kami dikagetkan oleh omelan Pak Minta di lantai 1 (kami berdua kebetulan berada di lantai 2). Beliau rupanya tengah berkeliling (atau mungkin sidak) melihat cara kerja kami. Komentar beliau terdengar pedas saat mengetahui ada praktikan yang tidak membawa modul saat itu. Kami terdiam, berbisik-bisik, dan kembali giat bekerja. (Kalo ini mah klasik, mendadak benar-benar serius praktikum kalau ada dosennya.. hehe!)

Praktikum hari Senin berakhir juga. Hasilnya? runyam! Saya banyak menangkap ekspresi kebingungan teman-teman saat praktikum di hari pertama ini. Mendapat data saja, sudah cukup melegakan rasanya. Tapi masalah benar atau tidaknya, lengkap atau tidaknya? Tak satupun berani menjamin. Tolol (lagi!)

Praktikum berlangung terus. Minggu pertama runyam, kedua mending, ketiga lumayan, keempat dan seterusnya sudah smooth. Kami sudah meulai menemukan ritme praktikum kali ini. Santai tapi kerjaan tetap bisa beres. Syukurlah, kami bisa kreatif sesuai harapan di awal.

#Tes Dosen

Empat modul dari sembilan modul yang dipraktikumkan, harus melalui tes dosen. Lagi-lagi saya mendapat jackpot. Tiga dari empat modul itu, dosen pengujinya adalah Pak Minta. Saya dan Irul pun kebanjiran ucapan selamat dari teman-teman seangkatan. Agak aneh memang, karena Pak Minta sendiri mengatakan di awal, maksimal kita mendapat dosen penguji yang sama sebanyak dua kali. Khusus kelompok saya, mungkin memang pengecualian (membesarkan hati).

Tes dosen pertama berujung kegalauan. Akibat perhitungan yang aneh dari data percobaan, kami berdua disemprot habis-habisan. Sindiran, komentar, dan kritik dari yang sehalus pasir bed fluidisasi sampai yang sekasar kacang hijau mixing 2 menjadi satu.

"Kalau mau lulus jangan diulangi. Kalian praktikum harus bener-bener serius kalau tidak ingin seperti kakak angkatan kalian itu," pesannya. Kami berdua mengangguk lesu. Tes dosen pertama bersama Pak Minta GAGAL TOTAL.

Tes dosen kedua bersama Pak Minta (lagi) sukses.
Tes dosen ketiga bersama Pak Fuk sangat sukses.
Tes dosen keempat bersama Pak Minta (lagi) sukses.

#Lulus
Melegakan. Sungguh-sungguh melegakan.
Lebih melegakan lagi saat nilai praktikum keluar, kami seangkatan LULUS LAB TK I dengan nilai yang memuaskan. Alhamdulillah. Terima kasih banyak Pak Minta. Maaf atas segala perspepsi buruk kami selama ini. Kini kami menyadari, semua ini hanya soal cara didikanmu yang memang lain. Namun sejatinya, tak lebih agar kami bisa menjadi lebih baik.

2 comments:

  1. mengerikan haha..untung lulus ya pik :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. alhamdulillah yah.
      sesuatu banged:)
      *syahrini mode on

      semangat qaqaaa' buat Tugas Uakhirnya:)

      Delete