Pages

Wednesday, May 4, 2011

Memelihara Hati


Hati adalah wajahnya jiwa
Jiwanya baik maka hatinya baik
Memperbaiki hati maka memperbaiki jiwa

Tidak ada hati yang kuat, untuk itulah hati perlu dijaga dari pengaruh-pengaruh buruk
Kualitas hati menentukan kualitas hidup
Memelihara hati sama artinya dengan memelihara kualitas hidup

Setiap orang tercipta hanya untuk satu kelas kehidupan
Untuk bisa terus naik kelas maka akan ada ujian
Dan setiap orang tidak pernah berhenti berdoa agar bisa naik kelas
Karena itulah tidak pernah ada kata selesai untuk memelihara hati

Beban itu ada dua macam. Pertama adalah beban untuk bertahan hidup. Dan beban yang kedua adalah beban untuk melebihkan kebaikan.


Pernah melihat seorang ibu? Yang meskipun dalam keadaan lelah sehabis melahirkan, ketika tahu bayinya menangis maka tanpa peduli pada kelelahannya, ia mendahulukan kebaikan untuk menenangkan anaknya. Jika ingin menyegerakan kebaikan maka tuntaskan dulu beban yang pertama. Agar ketika kita memikul beban untuk melebihkan kebaikan, kita sudah tidak lagi memikirkan beban pertama.

Lingkungan yang Tak Membaikkan

Bayangkan ada sepotong kaca dan sepotong kayu. Kalau dicelupkan ke pewarna, apa yang terjadi? Kaca tidak akan menyerap warna sedangkan kayu justru sebaliknya bukan? Hal serupa juga terjadi pada kita, manusia. Ada tipe orang kaca dan kayu. Tapi kita bukan ah benda yang tidak bisa mengubah dirinya. Karena itu bergaullah dengan yang baik-baik. Ketika pikiran-pikiran buruk itu muncul maka yakinkan diri Anda. “That's not me. I am better than that!”

Masih sulit mencapai kebahagiaan?

Pikirkan dengan baik dan lakukan dengan baik. Tapi kadang itu saja tidak cukup. Kebanyakan orang kurang memiliki ketegasan. Karena itulah Tuhan memaksanya agar menjadi tegas melalui berbagai ujian. Diberinya ujian berupa krisis. Ketegasan memang tidak menjamin kebahagiaan. Tapi tidak ada kebahagiaan yang dapat dicapai tanpa ketegasan.


Orang yang mudah sedih adalah orang yang terlalu berfokus pada diri sendiri. Coba lihat, mereka para pebisnis muda akan mudah sedih saat usahanya mengalami masalah. Berbeda ketika dia menjalankan usahanya dengan niatan membahagiakan orang lain. Kebaagiaan itu tidak datang dari pemenuhan keinginan tapi dari mensyukuri apa yang ada.

Mario Teguh mencontohkan, ketika ia terlalu berfokus pada diri sendiri. Dulunya, Mario Teguh adalah  anak orang yang miskin dan selalu minder karena dihina orang. Pernah ketika ia membonceng adiknya menaiki sepeda, segerombolan anak orang kaya yang mengendarai mobil memepetnya sampai terperosok ke dalam selokan.

Sejak saat itulah kemarahan besar untuk menjadi lebih itu muncul. Keberhasilan demi keberhasilan diraihnya hingga  di usia 33 tahun, Mario Teguh sudah menjadi vice president sebuah bank. Tapi menjelang usia 35 tahun ia mencari jati diri. Saat itulah ia memutuskan untuk berdamai dengan kehidupan. Tidak lagi menyimpan dendam dan kemarahan pada masa lalu. “I have to be peaceful,” katanya.

Agar tetap optimis, how?

MESKIPUN adalah kata magis. Mereka para pemberani, sebenarnya penakut tapi memilih tetap melakukan MESKIPUN takut. Mereka para pengusaha sukses, pada mulanya adalah orang yang melakukan MESKIPUN tidak punya modal. MESKIPUN adalah sikap orang berani. Orang berani adalah orang beriman. Karena orang yang menunggu semua siap, tidak butuh Tuhan

Semakin tidak ada jaminan lalu orang itu loncat MESKIPUN tidak punya sayap maka jadilah dia orang yang berani. So, Jadilah orang MESKIPUN yang membentuk sayap saat meloncat, sembari berdoa sayap itu sudah terbentuk sebelum kita sampai di bawah. Jangan menjadi orang PADAHAL. (Padahal bapaknya kaya, kok  tidak mau sekolah. Padahal adalah kata paling menyedihkan)

Membuka pintu hati yang sudah terkunci?

Bagaimana cara memperbaiki kesan buruk orang lain terhadap kita? Mulailah dari diri sendiri. Hindarkan mata dari yang tidak baik. Hindarkan telinga dari mendengar yang tidak baik. Hindarkan mulut dari berkata yang tidak baik.


Dari hati yang bersih akan berpendar sinar kebaikan. Dari sini dia yang terkunci hatinya akan melihat. So, kuncinya adalah memperbaiki hati orang dengan memperbaiki hati kita terlebih dahulu.

No comments:

Post a Comment