Membuat
action plan atau rencana aksi adalah langkah awal yang mutlak dilakukan jika kita ingin melakukan perubahan. Lantas, kenapa membuat
action plan bisa menjadi demikian penting? Dan apa saja langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam membuat
action plan yang baik? Mari kita simak penuturan Charaf Ahmimed, Head of Social and Human Sciences Unit dari UNESCO mengenai
Action Plan Development and Strategic Implementation.Action plan sendiri setidaknya harus memenuhi 5 kriteria SMART. Yakni
Specific, Measurable, Achieveable, Realistic, Timebound. Mengapa perlu memenuhi 5 kriteria di atas? Tentunya karena rencana perubahan yang kita buat akan sia-sia tanpa adanya kelima hal tersebut.
Bayangkan jika kita harus membuat perubahan atas masalah yang tidak jelas atau tidak spesifik. Bayangkan jika kita harus membuat perubahan atas rencana-rencana tanpa ada tolok ukur keberhasilan yang pasti. Bayangkan jika kita harus membuat perubahan yang sudah nyata-nyata tidak mungkin diubah. Bayangkan jika kita harus membuat perubahan yang imajiner tanpa dilandasi realita sekitar. Bayangkan jika kita harus membuat perubahan tanpa ada batasan waktu atas
goal yang ingin kita capai. Jadi kesimpulannya, kelima kriteria di atas akan membantu mengarahkan kita membuat perubahan sosial melalui
action plan yang matang sehingga jelas nantinya akan seperti apa.
Action plan sangat penting dibuat di awal karena dari situlah kita dapat mem-
break down berbagai goal atau tujuan utama yang menjawab
problem statement, objektif, aktivitas, hingga
tasks alias eksekusi kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan terkait perubahan yang akan kita lakukan. Dari
action plan pula, kita akan memiliki arah yang jelas atas awal dan akhir perubahan tersebut.
Action plan juga bisa merepresentasikan proses perubahan yang dinamis . Jika diperlukan kita juga dapat mengakomodasi perubahan saat informasi baru muncul.
Action plan dibuat tentunya didasarkan atas permasalahan sosial yang terjadi. Permasalahan ini kita sebut sebagai
problem statement. Ia harus mampu mewakili atau menjelaskan apa masalah yang menjadi dasar perubahan sosial yang akan kita lakukan.
Problem statement harus dibuat secara spesifik. Artinya kita memiliki masalah yang jelas untuk diselesaikan. Kriteria spesifik di sini salah satunya meliputi objek riil yang kita tuju. Misalnya kita ingin mengurangi angka buta huruf di salah satu desa. Kalau demikian halnya berarti harus jelas, apa nama desanya dan berapa jumlah penduduk buta huruf di desa tersebut. Intinya, problema sosial yang kita tuliskan harus nyata dan sesuai dengan kondisi lapangan. Hal itu umumnya tidak terlalu sulit dilakukan dalam pembuatan
action plan karena pada dasarnya masalah sosial yang terjadi di masyarakat dapat dianalisa dengan mudah. Dari situlah kekhususan masalah sosial secara otomatis ada. Namun yang perlu diperhatikan adalah bagaimana menuliskan permasalahan nyata di masyarakat tersebut ke dalam satu kalimat yang mewakili kekhususannya.
Setelah kita membuat
problem statement, langkah berikutnya adalah menentukan
goal atau tujuan utama.
Goal harus mampu menjawab
problem statement. Karena masih berupa tujuan utama maka tidak perlu dibuat terlalu detil. Hal ini perlu untuk membedakannya dengan objektif.
Objektif adalah hasil
break down dari
goal. Sehingga sifatnya jauh lebih spesifik dan jumlahnya sudah tentu lebih dari satu. Objektif inilah yang nantinya akan kita jadikan acuan untuk membuat rencana aktivitas pendukung
action plan. Ibaratnya, objektif adalah suatu dahan sementara berbagai aktivitas misalnya berupa program kerja komunitas adalah ranting-rantingnya. Ranting-ranting aktivitas diharapkan dapat dieksekusi secara maksimal dalam bentuk
tasks atau tugas-tugas. Jika
tasks mampu dijalankan dengan baik maka secara otomatis menghasilkan aktivitas yang maksimal. Aktivitas yang maksimal inilah yang akan mendukung tercapainya berbagai objektif. Jika sekian banyak objektif yang ditetapkan di awal dapat kita capai maka sudah tentu goal utama sebagai jawaban atas
problem statement kita tercapai.
Berikut beberapa contoh
brain storming action plan peserta di YICE. Umumnya mereka membuat
action plan yang berkaitan dengan komunitas mereka masing-masing.