Judul ini menurut saya agak alay sih. Dalam imajinasi saya, ketika menggunakan judul ini, ingatan langsung tertuju pada adegan di film Bourne Identity. Yaitu saat si Bourne kehilangan identitas dan jati dirinya. Keren! Padahal tidak ada kaitannya antara film Bourne Identity dengan tulisan saya kali ini.
Lantas, kenapa harus menggunakan judul ini pada akhirnya? Jadi ceritanya, saya merasa perlu membuat konpres terkait saya pribadi. *ceile. Ini tentang siapakah Upik? Dia dilahirkan di mana? Berasal dari mana? Kalau dipikir-pikir sebenarnya memang tidak penting tapi di setiap perkenalan, hal ini sangat penting men!
#Kejadian 1
Tadi malam saya membeli jus belimbing. Si penjual kaget saat saya menggunakan Bahasa Madura.
Penjual: “Lho, orang Madura? Kirain orang Arab.”
Gue: @#@$#%$%$^%&^*
#Kejadian 2
Saat Kerja Praktek (KP) di Palembang, di setiap Crude Distiller (CD) Unit sudah menjadi kebiasaan ditanya mengenai asal daerah.
Mas-mas CD: “Dari mana asalnya?”
Gue : “Surabaya.”
Mas-mas CD: “Asli?”
Gue : “Saya lahir di Surabaya tapi kedua orang tua saya Madura.”
Mas-mas CD: “Kiraen dari Padang”
Gue: @#@$#%$%$^%&^*
#Kejadian 3
Masih di Pertamina Plaju tapi kali ini berkenalan dengan teman dari UI yang juga KP bareng.
Anak UI: “Asalnya dari Aceh ya? Kelihatan dari matanya.”
Gue: @#@$#%$%$^%&^*
#Kejadian 4, 5, 6, sampai tak terhitung jumlahnya (sejak SD sampai sekarang), saya selalu mengalami hal yang demikian. Entah mengapa sebelum menanyai saya, mereka sudah berestimasi duluan bahwa saya adalah keturunan Arab, India, kalau tidak begitu mengira saya berasal dari Aceh dan Padang.
Susah ya punya wajah Indo (baca: Indonesia). Belum lagi kalau sebelum menyebutkan asal, mereka menanyai dimana saya tinggal. Saat saya mengatakan tinggal di sekitar Ampel. Mak jleb jleb jleb 100% mereka langsung yakin bahwa saya keturunan Arab. *OMG , kalau sudah begini saya pun jadi lebih susah meyakinkan mereka kalau saya bener-bener pribumi, asli 100% orang Indonesia, bukan keturunan.
Well, faktanya Upik lahir di Surabaya. Kemudian pindah dan tumbuh di Magetan sedari umur 4 tahun sampai SMA. Pindah lagi ke Surabaya setelah diterima di Jurusan Teknik Kimia ITS. Kalau kalian berjumpa dengannya, jangan tertipu dengan logatnya yang 0% aksen Madura tapi lancar berbahasa Suroboyoan. Eits, tapi jangan mengajaknya berbincang-bincang menggunakan bahasa Arab, India, Aceh, apalagi Minang karena saya nggak bisa bahasa-bahasa itu!
No comments:
Post a Comment