Jodoh? It’s kind of beautiful I think. Eits, jodoh di sini bukan melulu pasangan hidup belahan jiwa lho. Jodoh bertemu orang-orang luar biasa di lingkaran kita juga bisa disebut jodoh.
Malam ini adalah waktu closingan teman-teman sales untuk KPI di bulan September. Beda dengan closingan di bulan-bulan sebelumnya, kali ini kita menghabiskan waktu closingan dengan refreshing sejenak ke bukit B29 Lumajang.
Biasanya sih saya standby di depan laptop kalau sudah weekend closing, ngitung KPI masing-masing sales dan japri nanyain progress masing-masing #baladaduniasales. Karena di awal minggu ke-4 kami sudah merencanakan untuk hangout bareng, jadilah komitmen closing harus maju lebih awal. Sabtu harus sudah beres dan kalau masih mau melanjutkan di hari Minggu-nya monggo setelah acara hore-hore selesai. And yes we did it! Malam ini saya bisa menghabiskan waktu santai untuk menulis juga, hehe
Balik lagi ke soal jodoh. Buat saya, bertemu dengan teman-teman sales yang sekarang artinya saya berjodoh dengan mereka. Jadi inget waktu buka cabang Jember 2 pertama kali, gosh nyari salesman yang oke sesuai kriteria susahnya minta ampun. Terus nggak kerasa aja hampir 5 bulan baru bisa fulfill seperti sekarang, tentunya setelah up and down dengan berbagai hal.
Bertemu dengan mentor-mentor luar biasa juga bisa dibilang jodoh. Saat pertama kali denger saya dapat cabang ekspansi di Jember 2, rasanya berat banget karena penempatannya tidak sesuai harapan. But who knows, ada Bapak DSM (Pak Hendra) yang coaching-nya super duper sukses bikin saya mikir mau diapain nih cabang. Ada juga BM-BM (Branch Manager) senior Jatim 3 yang ilmu lapangannya segudang buat dicontoh. Syukurlah saya berjodoh sama mereka.
Salah satu hal yang mengesankan bagi saya adalah saat saya sudah punya jadwal prapanel lapangan. Pak Hendra meminta saya untuk presentasi di depan BM-BM lainnya agar mendapat masukan sebelum ‘perang’. Okeee, saya siapin deh PPT-nya. Tapi ternyata sodara-sodara, meeting distrik hari itu ternyata bukan hanya distrik kita aja (Jatim 3 dengan komposisi 6 BM) tapi gabung dengan distrik lain (Jatim 6 dengan 3 BM) plus sales trainer dan Regional Sales Manager (RSM).
Can you imagine it? Saya disuruh presentasi di depan ‘real’ panelist alias Bapak RSM yang minggu depan panelin saya di Madiun bareng orang HC. Singkat cerita, saya beneran dipanel karena komentatornya lengkap dari segala lini. Pulang meeting jadi bawa banyak PR. Tapi begitulah salah satu gaya Pak Hendra men-support saya. Gaya hajar di awal sampe babak belur presentasi, hehe. Tetap saja, saya merasa sangat berterima kasih.
Menurut saya, gaya coaching Pak Hendra menganut paham kemandirian. Sebagai cabang baru, visit beliau ke cabang saya bisa dihitung jari. Mungkin sebulan cuma sekali. Paling banyak 2 kali itupun beliau tidak full ngantor di Jember 2. Selesai briefing cuss ke cabang lain. Kalau saya bilang PHP visit, beliau selalu berkilah, “Justru karena nggak sering di-visit kamu bisa lulus.” And yes, saya mati kutu, nggak bisa ngomong lagi. Dari situ saya belajar mengenai kepercayaan. Saya tidak pernah merasa terintimidasi nge-lead team karena I can do it with my own style. Beliau tidak pernah mendikte saya harus seperti apa melainkan lebih kepada menyarankan untuk membangun pondasi tim yang kuat di awal. Dan benar, perjuangan memulai cabang baru itu sulit sekali sampai kita semua, baik BM maupun para sales-nya ‘klik’ #sokyes
Kalau ngomongin soal jodoh memang nggak bakalan ada habisnya. Saya aja nggak ‘ngeh’ kalau ternyata berjodohnya sama bidang sales. Di saat masih banyak orang yang berpikiran bahwa sales itu dunia yang mengerikan karena ada target, saya mulai enjoy karena tau di balik target itu ada banyak strategi yang bisa dipakai untuk mencapainya. Kalau dipikir-pikir nggak cuma sales saja yang dikejar target, semua pekerjaan punya target juga kali!
Eh kok tiba-tiba ingat sesuatu. Jodoh belahan jiwa kapan ya? #ups
No comments:
Post a Comment