Aku lupa kalau dulu sempat mencintaimu. Aku lupa kalau aku pernah mengenalmu sebagai dunia bermain-main. Aku juga lupa kalau dulu aku bisa bebas berteriak, bergerak, mengumpat, sampai berurai air mata karenamu.
Aku lupa aku bisa hidup dalam bayangan setiap watak yang aku mainkan. Aku lupa aku bisa menjelma semauku asal masih sesuai alurmu. Aku lupa aku pernah bebas menjadi dia, sosok yang bahkan harus kukenali lebih dari diri sendiri.
Aku lupa aku pernah mencintaimu karena kamu mengajarkanku banyak hal. Meski lupa, aku masih bisa merasakan rindumu. Rindu bermuka dua, rindu jadi bengis, rindu jadi sabar, rindu memainkan semua watak orang.
Sialan, kemana gerangan pergimu duhai seni penentram hati? Aku lupa aku pernah mengenalmu dengan sangat dekat, teater!
gw disiniiiiii
ReplyDelete