Bermodalkan browsing ria dan pengetahuan minim soal jalan, kami pun menuju Mojokerto. Tujuan awal sudah ditetapkan yakni air terjun yang entah apa namanya (saya lupa).
Setelah naik turun gunung, lembah, dan sungai, tiba juga di lokasi Wisata Padusan. Namanya saja 'padusan' yang artinya dalam bahasa Indonesia adalah pemandian. Sudah pasti wisata yang ditawarkan adalah pemandian. Ada air panas, dingin, dan air terjun. Karcis masuknya adalah Rp 7500; per orang.
Kami memilih destinasi terakhir alias wisata air terjun karena memang tujuan awalnya ke situ. Karena hari sudah sore, sekitar pukul 16.00, saya pribadi agak was-was. Biasanya, jarak menuju air terjun agak jauh dari lokasi parkir. Untungnya hal itu tidak terjadi. Tak sampai 1 km kita sudah tiba di TKP. Taraaaam, air terjun Grenjengan sudah di depan mata. Air terjun ini tidak terlalu besar dan tinggi jika dibandingkan dengan Tawang Mangu.
happy jumping |
Tak masalah buat saya, karena yang saya cari memang hawa segar pegunungan. Saya berteriak girang, berlari menikmati aliran air dingin jernih dan merasakan udara basah yang sejuk. Benar-benar refreshing.
Anyway, lari dari kota Surabaya sejenak, selama hanya 20 menit menuju tempat seperti ini terbilang nggak jelas. Sebelum itu, saya bersama mas Huda sekitar pukul 10.30 menuju percetakan di Sidoarjo untuk mengurusi buku. Urusan baru kelar pukul 13.45. Seketika itu pula kita meluncur mengendarai motor menuju Mojokerto. Sampai di sana pukul 16.00. Menikmati air terjun sekitar 20 menit lalu turun lagi. Pukul 18.00 kami baru keluar dari kawasan wisata.
malam sudah menjelang |
dopping kopi :P |
eaaa...
ReplyDeletecepet banget updatenya mak.
saya lebih suka cerita soal perjalanan saat sholat ashar di masjid, ingat cerita geol anak kecil itu, hahaha...
tubuhku sowaks men. Entah jadi nulis apa gak, tapi klo nulis komen sih oke2 aja, hehe..
cepet lah. jalan2 kan memang menjadi salah satu bahan utama penyuplai tulisan di blog :P
ReplyDelete