Pages
Monday, February 6, 2012
Bekisar Merah
Bekisar merah dilukiskan Ahmad Tohari sebagai sosok Lasi, kembang desa di Karangsoja, sebuah kawasan yang hampir seluruh penduduknya bermatapencaharian sebagai petani nira. Lantas kenapa harus bekisar? Bekisar adalah unggas hasil perkawinan silang ayam kampung dan ayam hutan, biasa menjadi hiasan di rumah orang-orang kaya. Lasi adalah gadis blasteran Jawa-Jepang. Ayah Lasi adalah bekas serdadu Jepang.
Dalam novel ini, Ahmad Tohari menggambarkan tokoh Lasi sebagai korban atas 'penyelewengan' suaminya, Darsa yang juga petani nira. Konflik rumah tangga, tak ayal membuat Lasi bingung harus berbuat apa. Merasa menjadi bahan omongan negatif di desa, ia pun memutuskan pergi ke Jakarta.
Jakarta adalah jalan yang sebenarnya tidak menjadi tujuan bagi Lasi. Apalagi sampai hendak menetap di kota metropolitan itu, sama sekali tak ada pikiran ke arah sana. Kegalauan masalah rumah tangga lah yang membuatnya tak mampu berpikir lagi. Ia pun terbawa dalam kemewahan kota melalui pernikahannya dengan Pak Han, lelaki tua kaya raya. Dalam pernikahan itu, Lasi merasa hanya menjadi bekisar bagi direktur perusahaan pemerintah tersebut.
Tokoh Kanjat, pemuda desa yang tengah menempuh skripsi agaknya memperkaya penokohan novelis asal Banyumas ini. Ia terlahir sebagai bagian dari para petani nira (ayah Kanjat adalah pengepul gula). Berbagai kesulitan hidup wong cilik, turut disisipkan malalui pergolakan hati dan pemikiran pemuda satu ini. Selain menghadirkan permasalahan sosial, novel setebal 309 halaman ini juga kaya akan deskripsi pedesaan. Rasa-rasanya, saya mulai mengenal gaya pendeskripsian ala Ahmad Tohari. Ya, selalu identik di semua tulisannya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment