Pages

Friday, November 25, 2011

Sharing with Mother


Berbagi itu sangat menyenangkan. Apalagi bersama orang-orang terdekat seperti keluarga, terutama orang tua. Sejak kuliah, saya merasakan betul bagaimana komunikasi dengan orang tua bisa menjadi demikian minim. Sesekali memang saling kontak via telepon, diakui atau tidak menurut saya, itu tidak cukup.

Saya teringat, ketika kecil, Ibu, dengan sabarnya mendengarkan cerita saya sepulang sekolah. Saya mengisahkan banyak hal. Berkisah tentang pelajaran, cara guru mengajar di kelas, pertikaian kecil antar teman, nilai ujian, tugas kerajinan tangan, teman sebangku yang jorok, olahraga, sampai tentang bola bekel yang tengah menjadi tren di sekolah.  Ketika Ibu mendengarkan sesuatu yang lucu, ia tertawa. Lepas.

Ibu selalu mendongeng menjelang tidur. Setiap malam, berganti-gantilah ceritanya untuk menidurkan saya.Lebih sering, ia menceritakan kisah nabi-nabi. Di lain hari, ia berkisah juga tentang hantu-hantu zaman dulu. Kalau sudah mendengar cerita ini maka saya akan memeluknya lebih erat karena ketakutan. Betapa hangatnya pelukan Ibu.

Dulu, kami berdua memiliki banyak waktu untuk berbagi hal-hal kecil lewat cerita. Ibu selalu siap menampung derai tawa, wajah suntuk, sampai air mata saya. Selalu. Dan itu berlangsung hingga belasan tahun lamanya. Kini, di tengah kesibukan saya, Ibu masih setia menanti cerita yang akan saya bagi meski kesempatan itu kecil.

Tadi malam kesempatan itu hadir. Saya berbagi cerita dengannya. Mata Ibu berbinar mendengar celotehan saya. Di tengah-tengah, kami berdua tertawa. Sesekali, ia menyelipkan berbagai nasehat kehidupan. Dan saya merasa bersyukur, masih mendengar derai tawanya, kisah-kisah kehidupannya, serta petuah-petuahnya. Alhamdulillah.

No comments:

Post a Comment