Pages

Tuesday, January 31, 2012

Tidak Tahu

Tidak tahu dan tidak akan pernah mengerti.
Sekalipun berusaha memahami,  tak bisa jua nyatanya.
Dasar dodol!!! Eh, cendol!

Monday, January 30, 2012

Detail



Dancing and Passion


Entah kenapa saya memilih judul 'dancing and passion' untuk tulisan kali ini. Sore tadi, saya mengunjungi THR Surabaya untuk mengantar keponakan saya lomba tari. Tak dinyana, ternyata juga ada lomba dance se-kota Surabaya bagi siswa-siswi SMA.

Penasaran, saya pun duduk manis di depan Panggung Garuda. MC memanggil peserta sesuai nomor urut mereka. Dan yak, musik ajib-ajib mulai dimainkan. Remaja yang terdiri dari empat orang perempuan dan satu laki-laki mulai beraksi. Mereka membawakan dance modern. Gerakannnya enerjik, mirip boyband 2 PM di video clip Put your hands up (hehe). Tapi sayang, kadang tidak kompak. Berbalut kostum yang memang ketat, mereka meliuk-liuk dengan senonoh. Gosh, what the hell!! Seperti biasa, saya yang kebagian nonton cuma bisa nyengir dan geleng-geleng kepala, sesekali malah ikutan menggoyangkan kepala, tanda menikmati hentakan musik.

Virus ala barat seperti ini sejatinya sudah lama terjadi di Indonesia. Apakah merupakan sebuah krisis identitas?  Saya kira bukan. Semuanya tak lebih dari pengaruh globalisasi. Pertukaran arus informasi dan budaya, saat ini bukan barang mahal. Internet, televisi, semuanya berkiblat ke barat.

Sebenarnya tidak semua virus-virus dari barat berbahaya. Hanya saja memang perlu ada filter khusus agar bisa memilah dan memilih mana yang layak dan tak layak dijadikan panutan. Filternya adalah sikap dari setiap individu. Lingkungan terdekat misalnya keluarga adalah filter terampuh untuk melawan terpaan virus globalisasi.

Tak bisa dipungkiri, selain sebagai bentuk ekspresi, tarian modern semacam break dance, dan semacamnya justru membuka kesempatan bagi banyak orang untuk berkarir. Menjadi penari latar sampai koreografer sejatinya bukan hal buruk. Passion setiap orang berbeda. Setiap individu berhak memutuskan untuk menjadi seorang yang pro di bidang apa pun. So, mau berkiblat ke barat atau timur, menurut saya sama saja. Asal bisa berkarir, asal bisa berkarya, go on men!!!

Sunday, January 29, 2012

Selimut Debu


Afghanistan, negara yang tiada henti diamuk bom tiap hari, agaknya memang bukan negara tujuan para wisatawan asing. Kemelut negara ini akan perang adalah salah satu alasannya. Wisatawan mana yang mau berkunjung ke negara yang jaminan kemananannya sangat minim? Kabul, ibukota Afghanistan saja hingga kini masih sering jadi sasaran bom milik Taliban. Belum lagi, ranjau yang masih aktif bertebaran di sana- sini. Aksi penculikan warga asing oleh Taliban pun juga menjadi menu sehari-hari di Afghanistan.


Namun di balik itu semua, tanah berdebu Afghanistan menawarkan pesona peradaban. Daerah-daerah seperti Kabul, Wakhan, Herat, Bamiyan, Balk, Kandahar, Ishkashim, Badakhshan, punya cerita masing-masing. Badakhsan, daerah ini merupakan penghasil opium. Perbukitan Ishkashim merupakan padang stepa tempat para bacha (bocah laki-laki) menggembalakan domba, kambing, dan sapi. Kabul, tempat modernitas berpadu dengan tradisi perempuan-perempuan berbalut burqa. Serta masih banyak lagi detail perjalanan yang dituliskan Agustinus Wibowo dalam buku setebal 400an halaman ini.

Buku ini juga sukses memaparkan perpaduan peradaban dan spiritual, yang tak bisa dipungkiri masih sangat kental di Afghanistan. Diantaranya adalah tempat ziarah para penganut Syiah di Band-e-Amir sampai kota suci Mazar-e-Syarif, yang diyakini sebagai tempat dimakamkannya Ali bin Abi Thalib.



Agustinus Wibowo juga mengulas berbagai permasalahan sosial yang terjadi di negeri khaak (debu) ini. Mulai dari aliran bantuan dana dari pihak asing yang entah berujung kemana sampai arus pengungsi Afghan di kawasan Iran di daerah Islam Qala. Banyak hal yang sanggup menggugah perasaan. Bagaimana Afghanistan masih menyimpan cerita miris seputar kelaparan, keterbatasan, hingga harga diri yang dipandang rendah saat mengais rezeki di tanah orang (Iran).

Namun demikian, bagi orang-orang Afghan, negeri ber-khaak mereka adalah tetaplah sebaik-baik tempat kembali.

Khaak, kebanggaan itu bukan sekedar bulir debu biasa yang beterbangan diterpa angin
-Selimut Debu-

Pasar Gede Solo and Lampion

Combination: Solo (Javanese) and Chinese
Imlek edition




*all photos were taken from inside the bus. What a relief, when I see that it was good:))

Lab TK I, Unforgotable Moment

Praktikum? tanpa ada asisten. Variabel percobaan? Silahkan tentukan sendiri. Langkah kerja? Ikuti modul. Kalau kurang jelas? Silahkan cari sendiri.

"Be creative!" Itulah pesan yang disampaikan Kepala Laboratorium Teknik Kimia, Pak Minta Yuwana di awal briefing. Beliau sangat menekankan kata kreatif pada seluruh mahasiswanya. Kami yang sudah hampir tiga tahun berada di Tekkim, merasa shock. Bagaimana tidak, selama ini kami terbiasa bersama asisten untuk urusan praktikum. Tes awal sebagai modal menuju lab mendadak ditiadakan. Alih-alih berpikir positif, belum apa-apa, kami sudah seperti anak ayam kehiangan induknya. Kehilangan pegangan, kehilangan rasa percaya diri, dan men-judge negatif sembilan minggu ke depan.

"Asisten itu menyesatkan. Jadi tidak perlu asisten," ujar beliau. Dalam hati, kami sedikit berontak, "Tak apalah menyesatkan sedikit daripada tidak ada sama sekali," tentunya itu hanya suara hati, Pak Minta tidak mungkin mendengar..hehe

Sekali lagi pikiran setan menghantui. Bagaimana bisa kami menjalani praktikum yang mengerikan ini tanpa asisten? Tahun lalu saja, sekitar 20an kakak angkatan 2008 yang didampingi asisten, masih harus mengulang praktikum ini. Otomatis, kelulusan mereka harus tertunda selama satu semester. Lantas, bagaimana dengan angkatan kami? Haruskah tragedi serupa terulang kembali? (jujur, saya merasa agak lebay saat menggunakan kata tragedi!)

Selain itu, selama praktikum kami wajib mengenakan sepatu boot dan helm untuk keperluan safety. "Alamaak, neko-neko ae!" batin kami. Terdengar aneh dan lucu pada awalnya. Selama praktikum, paling pol kami hanya menggunakan sarung tangan, masker, dan sepatu cat.

Namun apa hendak dikata. Fatwa sudah diputuskan. Tak ada tawar-menawar. Tok tok tok. Putusan sah!

#Minggu pertama praktikum

Kelompok sudah dibagi. Satu kelompok terdiri dari dua orang. Hari praktikum juga sudah ditentukan. Yak, saya mendapat jackpot: praktikum Hari Senin. Artinya, praktikum perdana Lab TK I dimulai. Seluruh praktikan Senin jadi tumbalnya. Bagaimana tidak menjadi tumbal, tak sedikit pun kami mengerti bagaimana cara kerja alat yang akan digunakan, kami juga belum mempersiapkan variabel percobaan, serta tidak ada praktikan lain yang bisa ditanyai. Sial! Lengkap sudah ketololan kami selaku praktikan perdana.

Saya dan Irul (partner praktikum), hanya mengira-ngira bagaimana menyalakan alat fluidisasi 1 yang tak lain hanyalah pompa. Sementara terkait prosedur percobaan, bermodalkan modul yang sulit ditelaah (karena memang tidak detail) kami berdua hanya bermain estimasi dan asumsi sendiri. Singkat kata, sepemahaman kami saja sudah! Lagi-lagi tolol!

Di sela-sela praktikum, kami dikagetkan oleh omelan Pak Minta di lantai 1 (kami berdua kebetulan berada di lantai 2). Beliau rupanya tengah berkeliling (atau mungkin sidak) melihat cara kerja kami. Komentar beliau terdengar pedas saat mengetahui ada praktikan yang tidak membawa modul saat itu. Kami terdiam, berbisik-bisik, dan kembali giat bekerja. (Kalo ini mah klasik, mendadak benar-benar serius praktikum kalau ada dosennya.. hehe!)

Praktikum hari Senin berakhir juga. Hasilnya? runyam! Saya banyak menangkap ekspresi kebingungan teman-teman saat praktikum di hari pertama ini. Mendapat data saja, sudah cukup melegakan rasanya. Tapi masalah benar atau tidaknya, lengkap atau tidaknya? Tak satupun berani menjamin. Tolol (lagi!)

Praktikum berlangung terus. Minggu pertama runyam, kedua mending, ketiga lumayan, keempat dan seterusnya sudah smooth. Kami sudah meulai menemukan ritme praktikum kali ini. Santai tapi kerjaan tetap bisa beres. Syukurlah, kami bisa kreatif sesuai harapan di awal.

#Tes Dosen

Empat modul dari sembilan modul yang dipraktikumkan, harus melalui tes dosen. Lagi-lagi saya mendapat jackpot. Tiga dari empat modul itu, dosen pengujinya adalah Pak Minta. Saya dan Irul pun kebanjiran ucapan selamat dari teman-teman seangkatan. Agak aneh memang, karena Pak Minta sendiri mengatakan di awal, maksimal kita mendapat dosen penguji yang sama sebanyak dua kali. Khusus kelompok saya, mungkin memang pengecualian (membesarkan hati).

Tes dosen pertama berujung kegalauan. Akibat perhitungan yang aneh dari data percobaan, kami berdua disemprot habis-habisan. Sindiran, komentar, dan kritik dari yang sehalus pasir bed fluidisasi sampai yang sekasar kacang hijau mixing 2 menjadi satu.

"Kalau mau lulus jangan diulangi. Kalian praktikum harus bener-bener serius kalau tidak ingin seperti kakak angkatan kalian itu," pesannya. Kami berdua mengangguk lesu. Tes dosen pertama bersama Pak Minta GAGAL TOTAL.

Tes dosen kedua bersama Pak Minta (lagi) sukses.
Tes dosen ketiga bersama Pak Fuk sangat sukses.
Tes dosen keempat bersama Pak Minta (lagi) sukses.

#Lulus
Melegakan. Sungguh-sungguh melegakan.
Lebih melegakan lagi saat nilai praktikum keluar, kami seangkatan LULUS LAB TK I dengan nilai yang memuaskan. Alhamdulillah. Terima kasih banyak Pak Minta. Maaf atas segala perspepsi buruk kami selama ini. Kini kami menyadari, semua ini hanya soal cara didikanmu yang memang lain. Namun sejatinya, tak lebih agar kami bisa menjadi lebih baik.

Kahlil Gibran-Cinta-

Rasa Sakit
Rasa sakitmu adalah pecahnya cangkang yang membungkus pemahamanmu
Bahkan ketika buah batu harus pecah, hatinya harus berdiri di bawah sinar matahari, saat itulah kau akan tahu tentang rasa sakit
Dan kau dapat membiarkan hatimu dalam pengembaraan keajaiban kehidupanmu, rasa sakitmu tidak akan terasa lebih aneh daripada kebahagianmu

Cinta adalah Kata Cahaya
Banyak wanita meminjam hati seorang pria, namun sedikit yang dapat memilikinya
Bila kau mau memiliki kau tidak boleh mengatakannya
Ketika tangan seorang pria menyentuh tangan seorang wanita, mereka berdua akan menyentuh tangan keabadian
Cinta adalah tabir antara kekasih dan kekasih
Setiap pria mencintai dua orang wanita, yang satu adalah ciptaan imajinasinya dan yang lain belum dilahirkan
Pria yang tidak bisa memaafkan kesalahan kecil wanita tidak akan menikmati keindahan mereka
Cinta yang tidak memperbarui diri menjadi kebiasaan dan berbalik menjadi perbudakan
Kekasih memeluk apa yang ada di antara mereka masing-masing
Cinta dan keraguan tidak akan pernah menjadi istilah yang terucapkan
Cinta adalah kata cahaya,dituliskan oleh tangan cahaya di atas tangan cahaya
Persahabatan selalu mencari tanggung jawab manis, tidak pernah menjadi kesempatan
Bila kau tidak memahami temanmu dalam segala bentuk kondisi maka kau tidak akan pernah memahaminya

Di Luar Kesendirianku
Di luar kesendirianku ada kesendirian yang lain, dan kepada ia yang tinggal di dalam kesendiriranku adalah pasar yang ramai penuh orang dan kesunyianku adalah kebingungan suara-suara

Waktu
Siapa di antara kamu yang tidak merasakan bahwa kekuatannya pada cinta tak terbatas?
Dan siapa yang tidak merasakan bahwa cinta, walau tidak terbatas, berkeliaran dalam pusat keberadaannya, dan tidak bergerak dari pikiran cinta ke pikiran cinta lain?
Dan bukankah waktu seperti cinta, tak dapat dibagi?
Namun bila dalam pikiranmu kau harus mengukur waktu dalam musim,
Biarkan masing-masing cuaca berputar di seluruh musim
Dan biarkan hari ini memeluk masa lalu dengan kenangan dan masa depan dengan penantian

Penjagaan Terakhir
Lama aku mencintaimu dan terlalu dalam
Kau, yang kuat, telah kucintai, walau bekas cakaran kuku bajamu masih ada dikulitku dan kau yang lemah, walau kau mengeringkan kepercayaanku dan membuang kesabaranku
Kau yang kaya kucintai, sementara pahit adalah madumu dalam mulutku dan kau si miskin, walau kau tapi rasa malu dalam tangan hampaku

*tiba-tiba menemukan file ini terserak di laptop. Then I decided, just publish it!

Suluk Sunan Bonang

Pan karsa manira iki
Sampurnane ing Pangeran
Kaliputan salawase
Tan ana ing solahira
Pan ora darbe sedya
Wuta tuli bisu suwung
Solah tingkah saking Allah


Menurutku kesempurnaan Tuhan meliputi segalanya
Manusia tak punya tingkah atau maksud
Manusia tuli, bisu, dan hampa
Segala tingkah berasal dari Allah

*ketika manusia dikarunia kebeningan hati maka sudah selayaknya ia bisa menggunakannya

Puja and Holi

Hari ini saya melihat karya-karya fotografi di thetravelphotographer. Ada perayaan puja sampai festival holi di India. Saya baru sadar, daya tarik sesungguhnya dari India bukan pada film Bollywoodnya melainkan eksotisme berbagai peradaban dan perayaan keagamaan mereka! (yo lawas yooo!) Shit! Saya jadi ingin ke India suatu hari nanti. Hunting and enjoy the celebrations. I hope, someday!

Sudah Berubah Semua

"Ternyata kita sudah cukup tua ya. Hampir tiga tahun berpisah. Galau. Tadi bertemu dengan teman-teman SMA saat kampus expo di aula. Sekolah kita telah berubah, teman-teman kita, pribadi kita juga telah berubah. Sumpah, galau cuk!"

Pesan singkat itu saya terima dari seorang teman. Dipungkiri atau tidak, memang demikian adanya. Saya hanya tersenyum geli saat ia mengirimkan pesan itu tanpa filter. Filter bahasa Suroboyoan maksud saya. Setidaknya, itu sudah cukup mewakili pesannya: pribadi kita telah berubah.

Saya mengenalnya sejak kelas XI SMA. Kami memang sering berbagi banyak hal, mulai dari cerita sampai jajanan ringan saat pelajaran tengah berlangsung. Khusus yang kedua, harusnya tidak disebutkan saja (hehe). Pribadinya sederhana. Tampangnya, banyak orang bilang mirip ustadz. Plus penampilannya, semakin menandakan ia anak masjid dan memang ia anak masjid.

Tapi perubahan, agaknya tak bisa ditepis. Ia mengalir bersama keseharian kita masing-masing. Bahasa, sikap, hingga cara berpikir, semuanya seolah otomatis menyetir diri di luar kendali. Pembiasaan pun terjadi hingga semuanya menjadi kewajaran dan pemakluman atas perubahan tadi.

Teman saya tadi adalah secuil potret bagaimana manusaia bisa berubah. Berubah karena lingkungan dan budaya. Bagi saya pribadi, terkadang perubahan itu perlu. Karena pada fitrahnya, kita adalah manusia yang hidup dinamis, bergerak sesuai alur waktu dan lingkungan. Tak stagnan. Sejauh ia masih berada pada batas kewajaran dan tidak merugikan orang lain, berubah bukanlah masalah besar.

Saturday, January 28, 2012

Bis Kota

Saya tengah berada dalam perjalanan pulang menuju Surabaya. Bis kota adalah kendaraan yang wajib saya tumpangi menuju Jembatan Merah lepas turun di Terminal Bungurasih.

Cuaca memang sedang mendung tapi bukan berarti itu membaikkan suasana di dalam bis ekonomi khusus rakyat kecil ini. Pengap. Itulah kesan yang harus saya jumpai setiap kali harus bersentuhan dengan bis kota. Tapi syukurlah, saat bis berjalan, angin sepoi dari luar cukup membantu kami (para penumpang) bisa sedikit bernafas lega. Tak lama berselang, hanya 10 menit, bis berangkat. Sopir dan kenek dengan sigap melompat ke dalam. Bersiap menunaikan tugas mulianya,mengantar kami ke tujuan masing-masing.

Belum apa-apa bis kota yang saya tumpangi melaju ugal-ugalan. Bunyi klakson berkali-kali terdengar di sela-sela suara sumbang pengamen jalanan. Mulut saya tak henti komat-kamit memanjatkan doa pada Yang Kuasa agar diberi keselamatan. Ya, Sabtu-Sabtu begini jalanan cukup ramai juga meski bukan hari kerja. Jalanan tol pun ramai lancar.

Ketika sopir melajukan bisnya ini dengan ngawur, entah kenapa saya justru terpikir sesuatu. Ibarat kehidupan, kita semua adalah sopir dari bus masing-masing. Mau mengendarainya dengan pelan asal selamat sampai tujuan atau ngebut ugal-ugalan mirip Sumber K(B)encono dengan segala resiko di depan mata, pada dasarnya adalah pilihan.

Cepat dan selamat. Dua kata yang sepertinya mewakili keinginan setiap orang. Kita semua tentu ingin tiba di tempat tujuan masing-masing dalam waktu yang sesingkat mungkin. Satu hal yang tak bisa dipungkiri adalah, jarak berbanding lurus dengan waktu. Semakin jauh tujuan yang ingin kita capai maka semakin banyak waktu pula yang harus dihabiskan. Yang menjadi pembeda antara bis satu dengan lainnya adalah faktor kecepatan. Jika ia bisa memacu bisnya lebih cepat dari yang lain, bisa jadi ia tiba lebih dulu. Melaju dengan cepat tentu beresiko. Kalau tidak terarah, salah-salah bisa nyemplung jurang.

20 menit kemudian....

Bis yang saya tumpangi sudah tiba di JMP. Selamat dan cepat. Syukurlah.

Warna-warni

Sekaten, 25 Januari 2012













Fresh Holiday with Kwaci (3)

#day 3

Kita memutuskan meluncur ke jalan tembus arah Karanganyar, Jawa Tengah di hari ketiga. Kawasan yang berada di daerah perbukitan Gunung Lawu itu pun menawarkan hawa dingin serta pemandangan yang tak biasa. Kawasan wisata Telaga Sarangan pun bisa terlihat jelas dari atas.

Brrr.... berkendara menaiki motor ditemani rintik gerimis sukses membuat kami berempat menggigil ria. Apalagi saat harus berwudhu, brrrrr.. ampun dah dinginnya!!!


But togetherness is the main point (again!)

Sunday, January 22, 2012

Eat up!

Got a dinner with my elder sista. I choose seafood fried rice. I ate up it! Wow, superb! Some people may think, that's very usual but not for me. I seldom ate up the food. But my friend lisana, told me something. Many people around us, can't eat as well as we do. There are hunger in Ethiopia, Afganistan, and  other countries that are engulfed by the war.Since that time, I understood why we have to do that.

before
after
Is it good? You must do the same thing allright? :D:D (*I just suggest anyway)

Fresh Holiday with Kwaci (2)

#day 2

Culinary start our day! For this special case, we aren't creative, still go to some places that we ever had visited before. But I think it doesn't matter. The point: we are still together.. hehe

Siomay at Jalan Kalimantan is the second destination after Bakso Yudha. This siomay is different from siomay bandung. They don't use any fish for main composition but meat. Yeah, I can describe it as meatball that are wrapped by pangsit's flour. The taste? Deliciouso! (*it's look like everything is okay in my tounge! :P)


After that, Sari and Mbet help me make 'proker of this month' (PRC's proker of communication section). I really really thanks guys! Thanks for your creative idea, time, energy, and lots of sincerity.

Fresh Holiday with Kwaci (1)

#day 1

It was fun meet them all, my best friends from senior high school. Yeah, we are student college now, absolutely it make the intensity for gathering is rare. Honestly, I dont have any plan to meet them in my holiday because I still have somehing to do. But, everything can be change! I decided to go home, Magetan.

We all spend our holiday at the same time. Perfect. There is rare challenge for us to meet in holidays. Usually, holiday's timing are different from one to another college. For our first date, we went to Bakso Yudha. What? Bakso Yudha? Of course that's not a real name. We usually call like that because Yudha's parents sell it, (Yudha is our classmate in senior high school). The taste? deliciouso!

"It's hoot!!!!" Mbet said it when we ate.

Taman Sari, the Fragrant Garden

Taman Sari Yogyakarta atau Taman Sari Keraton Yogyakarta adalah situs bekas taman atau kebun istana Keraton Yogyakarta. Kebun ini dibangun pada zaman Sultan Hamengku Buwono I (HB I) pada tahun 1758-1765/9.