Pages

Tuesday, July 26, 2011

Tetaplah Bermimpi

-Ketika kau berani bermimpi maka cobalah meraihnya. Sejatinya, ia begitu dekat saat kau keras berusaha. Saya menuliskan PIMNAS sebagai salah satu mimpi. Mimpi ini alhamdulillah tunai sudah, dan kini ia menuntun saya pada keinginan pencapaian mimpi-mimpi lain- 16.35 WIB @Batavia Air, perjalanan pulang ke Surabaya

-When the plane touches down, the dream is supposed to be over. But its not. I still have this cloud over my head and its not going away, euphoria, disbelief, fatigue, excitement. But my feet are definitely back on Surabaya ground- Lisana Shidqina

Icip-Icip Coto Makassar


Berkesempatan mengunjungi kota Makassar, saya enggan melewatkan kesempatan icip-icip. Saya bareng teman-teman sepakat mampir ke warung Coto Paraikatte diantar becak motor alias bentor. Kata bapak bentor yang bahkan saya lupa tidak menanyai namanya, Paraikatte dalam Bahasa Indonesia artinya kita semua. Jadi Coto Paraikatte berarti Coto kita semua. Sedikit-sedikit saya belajar bahasa Makassar juga bareng si abang bentor. 


Beda dengan soto Madura atau soto lamongan yang dari penampakannya bening, kuah coto justru keruh. Biasanya coto disajikan dalam porsi semangkok kecil. Makan coto tidak perlu pakai nasi melainkan ketupat. Oiya, kalau makan coto jangan lupa diracik dulu sesuai selera, pakai tambahan garam, kecap, dan sambal. Biar rasanya makin ajib dah!


Setelah saya cicipi, coto ini kok mirip sama kuah gule bikinan ibu saya di rumah ya? Hehehe:) Soal minum? Apa saja cocok. Jus terong belanda cukup menggoda saya malam itu. So, pesanan malam itu, semangkok coto plus segelas jus terong belanda.


Sesi terakhir makan Coto Paraikatte ditutup dengan foto-foto bareng pengamen. Emang dasar kurang kerjaan kita ini! Nice trip at Makassar!

Trio Onliners

Dari kiri ke kanan: Saya, Eka, Lisana
Ketiga Onliners yang beruntung maju PIMNAS XXIV adalah Lisana Shidqina, Eka Setyowati, dan saya. Kami bertiga masih berstatus sebagai senior reporter yang rencananya juga bertugas meliput di sela-sela mengikuti lomba. Tapi apa daya, ternyata memang tidak sempat karena kami sudah lelah bukan kepalang. (#Maaf ya bu korlip)

Saya dan Eka berada dalam satu tim PKMM by-catch, sementara Lisana alias Icha bersama rekan-rekan PKM GT M-Rac. Icha berhasil meraih emas presentasi dan perak poster. Ndewo cak!!! Hehehe:) Luar biasa memang dengan perjuangan anak muda satu ini. Sementara saya dan Eka masih belum berkesempatan menyumbangkan apapun untuk ITS tercinta. Semoga tahun depan bisa yaaaa. Amin

Thank You Pak Putu

Saya dan tim merasa sangat beruntung mendapatkan dosen pembimbing PakPutu Gde Ariastita. Beliau sangat sabar membimbing serta mengarahkan kami sedari awal pelaksanaan PKMM hingga akhir. Totalitasnya membuat kami malu sendiri saat kami tidak lebih bekerja keras dari beliau. Bukan hanya Pak Putu melainkan juga dosen-dosen pembimbing PKM lainnnya. Terima kasih Bapak. Maaf belum bisa memberikan yang terbaik. Meski engkau menilai usaha keras kami selama ini sudah cukup bagimu dan ITS, kami masih merasa berhutang banyak atasmu. Semoga di PIMNAS XXV, kami bisa memberikan totalitas lebih dari saat ini. Amin

Kontingen ITS

Tahun ini, ITS memberangkatkan 32 tim PKM di PIMNAS XXIV Universitas Hasanuddin. Setelah melewati berbagai tahap persiapan, tibalah saatnya kami semua bertanding. Sebelum maju presentasi di ruangan masing-masing, terlebih dahulu Kontingen ITS berkumpul. Selain untuk keperluan briefing, kami juga melakukan doa bersama.

Pak Putu memberikan sambutan
Masih lekat dalam ingatan saya ketika Bu Is dengan mata berkaca-kaca berkata, "Jujur, saya berbohong selama dua hari ini. Saya selalu mengatakan presentasi kalian jelek, kurang ini kurang itu. Tapi sejujurnya, presentasi kalian luar biasa, kalian hebat," ujarnya. Saat itu juga kami semua tertunduk. Bergetar rasanya hati ini mendengar ucapan seorang ibu. Beliau melanjutkan bahwa apapun hasil yang akan kami dapat nanti, itu sudah merupakan garis Tuhan. Usaha maksimal dari kami semua sudah dinilai demikian cukup bagi mereka para pembimbing dan tenu saja bagi almamater tercinta.

Bu Is saat memberikan nasehatnya kepada kami
Dan kami semua pun tertunduk menyimak apa yang disampaikan Bu Is
Terima kasih kami ucapkan kepada para pembimbing yang sudah demikian berkorban demi membantu kami. Semoga ke depan, kami bisa memberikan yang terbaik dari segenap kemampuan yang kami miliki.

PIMNAS Ajang Silaturahmi Ilmiah

"PIMNAS adalah ajang silaturahmi ilmiah mahasiswa se-Indonesia." Kalimat yang saya dengar saat Technical Meeting (TM) PIMNAS XXIV itu disampaikan oleh Prof Dr Djoko Santoso, Dirjen Kementrian Pendidikan Tinggi (DIKTI).

Senangnya bertemu kawan lama
Setelah saya pikir-pikir, ada benarnya juga. Saat PIMNAS ini saja, saya bisa bertemu rekan saya Fera Amalia dari UGM dan Mbak Dina dari UI. keduanya adalah orang yang sudah saya kenal sebelumnya. Gak janjian sama sekali, kok tahu-tahu bisa ketemu di Makassar ya? Berkat PIMNAS sih! Semoga tahun depan bisa bertemu banyak kawan lama:)

Presentation Preparation

Ini adalah pengalaman saya mengikuti Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS). Saya juga baru mengetahui kalau persiapan PIMNAS cukup melelahkan, cukup menguras pikiran, waktu, serta tenaga. Presentasi, revisi slide, sesi tanya jawab, dan kekompakan tim dipertanyakan setiap kami maju presentasi. Komentar serta masukan yang datang bervariasi, mulai tingkat sengatan serangga hingga ular berbisa semua ada. Tapi itulah proses demi kebaikan. Kritik tajam serta saran mereka, para dosen pembimbing sungguh luar biasa.

Merasa lelah? Sudah tentu. Waktu istirahat dipangkas. Asistensi hingga pukul 2 dini hari sudah jadi hal wajar. Habis makan kumpul kelompok ya, habis sholat nanti ketemu di bawah ya latihan presentasi sendiri, habis ini revisi slide ya, habis bla bla bla semuanya diisi dengan persiapan.

Camp selama dua hari di hotel rasanya menjenuhkan. Pemandangan yang didapati saban hari hanya presentasi. Lobi hotel, kamar, ruang pertemuan, kafe, semuanya jadi basecamp untuk latihan dan asistensi. Kalo kelompok saya, lebih sering nangkring di lobi atau kalo nggak gitu mojok sampe notok di depan kamar orang, asal pewe. 

Kami sadar sih kalau ingin jadi yang terbaik memang perlu kerja keras dan pengorbanan. Salah satunya seperti yang saya urai di atas. Tahun ini ITS meraih juara II umum. Tahun depan, bismillah bisa jadi juara I. Amiiiiiiiiiinnn